Minggu, 01 Januari 2017

hernia

Pendahuluan Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian yang lemah dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Menurut sifatnya hernia dibagi menjadi 4, yaitu : 1. hernia reponibel yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. 2. hernia irreponibel / hernia akreta yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga. Biasanya disebabkan oleh perlengketan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. 3. hernia inkarserata yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai terjadinya gangguan pasase usus. 4. hernia strangulata yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap dan terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat terjadi nekrosis. Jika yang mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus disebut hernia Richter. Biasanya pasase usus masih ada, mungkin terganggu karena usus terlipat sehingga disertai obstruksi usus. Apabila sebagian dinding kantong hernia terbentuk dari organ yang merupakan isi hernia seperti caecum, kolon sigmoid atau kandung kemih disebut hernia geser. Hernia geser dapat terjadi karena isi kantong berasal dari organ yang letaknya retroperitoneal. Alat bersangkutan tidak masuk ke kantung hernia melainkan tergeser dari retroperitoneal.(Anonimus, 2010a) Henia diberi nama berdasarkan letak hernia tersebut, umpamanya diafragma, inginal, umbilikal, femoral. Berdasarkan terjadinya, hernia di bagi menjadi atas hernia bawaan dan hernia dapatan ( hernia akuisita ). Berdasarkan sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk (usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong masuk ke perut ) dan jika isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, maka disebut hernia iropenibel (ini disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. (Anonimus, 2006) Hernia umbilikalis Hernia adalah istilah medis untuk lubang atau pembukaan besar di dalam tubuh, hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan kulit.(Anonimus, 2010b) Hernia melibatkan dinding abdomen termasuk pusar, inguinal, atau cincin skrotum. Umbilical hernia yang sekunder kegagalan normal penutupan pusar dan menghasilkan penonjolan isi perut ke dalam subkutis terlihat ketika isi perut menonjol melalui pembukaan alami atau abnormal pada dinding tubuh. Ukuran bervariasi tergantung pada sejauh mana cacat umbilikal dan jumlah isi perut yang terkandung di dalamnya. Pada hernia yang diperoleh biasanya ada riwayat trauma.(Anonimus, 2009) Hernia umbilikalis pada kuda biasanya disebabkan oleh cacat lahir. Hal sering disebabkan suatu kelainan bawaan yang disebabkan oleh embriogenesis cacat. Pembukaan umbilikal adalah normal, pembukaan ini ditutup pada saat lahir normal dan mengakibatkan hernia jika pembukaan gagal untuk menutup, biasanya terjadi pada garis tengah dinding perut melalui cincin pusar dan dapat berbagai ukuran dari yang sangat kecil sampai yang sangat besar Hernia umbilikalis pada anak kuda Bahaya hernia adalah potensi penjeratan usus melalui lubang yang terbentuk. usus terjebak dalam cincin otot yang membentuk hernia, maka usus yang terperangkap akan memutar dan membengkak Jika hernia mengganggu suplai darah ke usus dan makanan melalui usus terbendung. Darah tidak akan dapat mengalir bolak-balik antara bagian dari usus dan bagian tubuh lainnya.Ini berarti bahwa bagian usus yang telah melewati lubang di dinding perut akan kehilangan pasokan darahnya dan akan menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi ketika hal ini terjadi. dinding usus bertanggung jawab untuk memindahkan makanan dan air melalui organ. Gelombang kontraksi yang disebut gerak peristaltik mendorong isi sepanjang usus. Ketika suatu halangan yang terjadi, gelombang peristaltik dan memindahkan makanan mundur melalui seluruh saluran pencernaan sehingga menyebabkan muntah. (Anonimus, 2007) Jika hernia mengganggu suplai darah ke usus akibat terbendung. Darah tidak akan dapat mengalir bolak-balik antara bagian dari usus dan bagian tubuh lainnya menyebabkan jaringan menjadi rusak, racun dari bakteri yang hidup di usus membuat jalan ke seluruh tubuh hewan. Sehingga jaringan akan mati, daerah yang terkena berubah menjadi sebuah abses dan banyak limbah berbahaya hasil dari metabolik yang beredar di seluruh tubuh hewan. Semua zat-zat (racun bakteri dan produk-produk limbah metabolik) mempengaruhi berbagai sistem organ tubuh. Menyebabkan terganggunya fungsi Hati dan kegagalan ginjal, dalam kondisi seperti ini tanpa perawatan, hewan biasanya akan mati dalam waktu 24 sampai 48 jam. (Anonimus, 2010c) Gejala klinis: Bagian abdomen terlihat membesar dan mengeras. Pada daerah yang membesar tersebut dapat direposisi melalui suatu lubang yang membentuk cincin di bagian abdomen, nyeri pada abdomen, muntah, sesak nafas, anoreksia dan depresi. Terapi : Tindak bedah/operasi laparotomi medianus posterior Prosedur Operasi: Bahan Bahan yang digunakan antara lain: Atropin sulfat dosis 0,04 mg/KgBB IM, xylazine 2% dengan dosis 1 mg/kgBB IM, ketamin HCL10% dengan dosis 15 mg/kgBB IM, alkohol 70%, Iodium tincture, antibiotik penicillin cair 50000 IU, oxytetracylin. Alat Stetoskop, termometer, pinset sirugis, pinset anatomis, towel clamp, gunting bengkok, gunting lurus tumpul tajam dan gunting lurus tajam-tajam, scalpel, needle holder, needle (round dan cutting), syringe 1 cc, tampon dan kapas, plester dan verband, tang arteri, cat gut chromic 3/0 dan silk 3/0. Orientasi Tindakan bedah merupakan satu-satunya terapi yang tepat untuk mencegah terjadinya hernia. Tindakan bedah dilakukan dengan cara menjahit lubang atau cincin hernia. Terdapat beberapa metode untuk memperbaiki hernia, yaitu: 1. Perbaikan secara tradisional Insisi dilakukan di atas lokasi hernia. Jaringan yang keluar dikembalikan kembali ke dalam ruang abdomen. Kantong dilepaskan dan jaringan yang kuat dijahit diatas kerusakan. Tipe perbaikan ini dapat menyebabkan tekanan dan jaringan yang dijahit diatasnya dapat menyebabkan rasa sakit. Kemungkinan terulangnya hernia juga tinggi. 2. Perbaikan tanpa tegangan Sebuah lubang khusus digunakan untuk memperbaiki daerah yang lemah. Prosedur ini dapat memperbaiki area yang rusak tanpa adanya tekanan pada jaringan. 3. Laparoskopi Pada laparoskopi, dilakukan insisi yang kecil pada abdomen. Melalui lubang tersebut dilakukan operasi perbaikan hernia. Tindakan bedah yang dilakukan adalah operasi hernia dengan orientasi laparotomi medianus posterior. Sayatan pada daerah orientasi dilakukan tepat di bekas jahitan operasi sebelumnya. Bila bagian otot pada daerah sayatan telah melekat dengan kulit. Hal ini disebabkan kondisi yang kemungkinan sebelumnya pernah dilakukan operasi pada daerah abdomen dan terjadi perlukaan pada daerah otot-otot abdomen, sehingga pada saat proses persembuhannya bagian subkutis dengan otot abdomen menyatu. Setelah penyayatan melewati bagian otot-otot abdomen, terlihat rongga abdomen berisi usus yang keluar dari lapisan peritoneum dan omentum. Pertama-tama usus dikeluarkan terlebih dahulu dari rongga abdomen untuk mencari cincin hernia. Setelah diamati ternyata cincin hernia telah mengalami pelebaran dan lapisan peritoneum dan omentum mengalami penipisan. Kondisi seperti ini mempersulit proses pencarian batas-batas cincin hernia. Usus kembali dimasukkan ke rongga abdomen kemudian ujung-ujung peritoneum dan omentum diambil dan difiksir menggunakan tang arteri sehingga orientasi titik-titik penjahitan dapat terlihat jelas. Sebelum dilakukan penjahitan, disemprotkan antibiotika penicillin cair secara topikal secukupnya ke dalam rongga abdomen untuk mencegah infeksi. Penjahitan dilakukan dimulai dari peritoneum yang disatukan dengan omentum. Digunakan jarum berujung bulat ukuran 10/11, benang jahit cat gut chromic ukuran 3/0. Jahitan dilakukan dengan teknik sederhana/terputus, dimulai dari bagian ujung-ujung, tengah, kemudian titik lainnya mengikuti sampai dengan menutup sempurna. Setelah itu, dilakukan penjahitan pada ujung-ujung otot abdominal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa otot-otot abdominal telah mengalami perekatan dengan bagian sub kutis, sehingga harus dilakukan penyayatan terlebih dahulu untuk memisahkan bagian sub kutis dengan otot. Setelah terpisah, maka dilakukan penjahitan dengan menggunakan jarum berujung bulat ukuran 10/11, benang jahit cat gut chromic ukuran 3/0. Jahitan dilakukan dengan teknik sederhana/terputus, dimulai dari bagian ujung-ujung, tengah, kemudian titik lainnya mengikuti sampai otot menutup sempurna. Setelah otot selesai, dilanjutkan penjahitan kulit menggunakan jarum ujung segitiga ukuran 10/11, benang silk ukuran 3/0. Daerah jahitan diolesi oleh iodium tincture 3% sebagai desinfektan. Selain itu diberikan juga levertran/minyak ikan secara topikal untuk membantu suplai nutrisi pada jaringan yang luka dengan cara menginisiasi vasodilatasi pembuluh darah. Daerah jahitan ditutup menggunakan kain kassa dan verban, dilanjutkan dengan pemasangan gurita. Penyuntikan antibiotik Oxytetracycline dilakukan secara intramuskular untuk mencegah infeksi sistemik.(Anonimus, 2010d) DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonimus, (2006). Animal Surgery. http://animalsurgery.com/Chap8Q-A.html Anonimus, (2007). Hernia. http://www.merckvetmanual.com/mvm/index.jsp? cfile=htm/bc/20207.htm Anonimus, (2009). Hernia in Dog and Cat. http://www.2ndchance.info/hernia.htm Anonimus, (2010a). Hernia. http://ifan050285.wordpress.com/2010/02/21/hernia/ Anonimus, (2010b). Umbilical Hernia. http://www.cpvh.com/Articles/57.html Anonimus, (2010c). Umbilical Hernia. http://en.wikipedia.org/wiki/Umbilical_hernia Anonimus, (2010d). Hernia Abdominalis Surgery. http://indovet.wordpress.com /2010/04/21/hernia-abdominalis-surgery/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar